SEBAB
MEKARMU HANYA SEKALI
Telah
puas kau jaga
Mekarnya
kuntum nan dinanti
Wangi
bertabur sari madu
Pesona
bening takkan pernah terganti
Ilalang
iri belalang dan kumbang menanti
Putriku
tercinta,...!!
Ke
mana pun langkah akan kau bawa, sesungguhnya
bumi
tempat kau berpijak akan selalu menjadi saksi bagimu
kelak
di hari perhitungan. Tatkala godaan dan rayuan dunia
yang
semakin hari jelas semakin berat akan kau temui kelak di
kemudian
hari. Maka, selalu ingatlah bahwa kau adalah bagian
dari
komunitas makhluk mulia yang dicipta-kan untuk menjadi
khalifah
di muka bumi. Seorang penghuni alam yang tak layak
untuk
berbuat kemungkaran di atas amanah berat yang
terlanjur
dipikulkan. Sebuah amanah besar yang bahkan
gunung-gunung
pun tak sanggup memikulnya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
إِﻧﱠﺎ
ﻋَﺮَﺿْﻨَﺎ اﻟْﺄَﻣَﺎﻧَﺔَ ﻋَﻠَﻰ اﻟﺴﱠﻤَﺎوَاتِ وَاﻟْﺄَرْضِ وَاﻟْﺠِﺒَﺎلِ ﻓَﺄَﺑَﯿْﻦَ
أَنْ ﯾَﺤْﻤِﻠْﻨَﮭَﺎ وَأَﺷْﻔَﻘْﻦَ ﻣِﻨْﮭَﺎ
وَﺣَﻤَﻠَﮭَﺎ
اﻟْﺈِﻧْﺴَﺎنُ إِﻧﱠﮫُ ﻛَﺎنَ ﻇَﻠُﻮﻣًﺎ ﺟَﮭُﻮﻟًﺎ
"Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya,
dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (Al-
Ahzab:
72)
Namun
demikian, Allah Subhaanahu wa ta'ala pun tak
pernah
melepaskan umat manusia begitu saja tanpa bekal
yang
memadai. Hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala
menganugerahkan
bagi seluruh umat manusia yang ada di
dunia
ini kelebihan-kelebihan yang bila mampu digunakan
sesuai
dengan ketentuanNya, maka amanah besar itu akan
dapat
dilaksanakan dengan baik.
Sungguh,
tak ada keraguan sedikit pun untuk
menyadari
bahwa setiap insan itu diciptakan dalam kondisi
yang
paling baik. Tanamkanlah dalam jiwamu bahwa kau
adalah
terlahir sebagai makhluk yang sempurna. Dengarkanlah
jaminan
dari Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri tentang
betapa
paripurnanya penampilan fisik dari makhluk bernama
manusia,
sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa ta'ala,
ﻟَﻘَﺪْ
ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ اﻟْﺈِﻧْﺴَﺎنَ ﻓِﻲ أَﺣْﺴَﻦِ ﺗَﻘْﻮِﯾﻢٍ
"Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk
yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4)
Belum
lagi dengan anugerah akal yang diberikanNya
bagi
umat manusia agar mampu memilah dan memilih
kebenaran
sekaligus sebagai pembeda antara mereka dengan
makhluk
yang lainnya. Maka, Islam sebagai pedomanmu itu
pun
telah menyeru pada setiap diri agar selalu
mempergunakan
pikiran dan akalnya dalam upaya untuk
menjadi
makhluk yang paling mulia di sisiNya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
اﻟﱠﺬِﯾﻦَ
ﯾَﺬْﻛُﺮُونَ اﻟﻠﱠﮫَ ﻗِﯿَﺎﻣًﺎ وَﻗُﻌُﻮدًا وَﻋَﻠَﻰ ﺟُﻨُﻮﺑِﮭِﻢْ وَﯾَﺘَﻔَﻜﱠﺮُونَ ﻓِﻲ ﺧَﻠْﻖِ
اﻟﺴﱠﻤَﺎوَاتِ
وَاﻟْﺄَرْضِ
رَﺑﱠﻨَﺎ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖَ ھَﺬَا ﺑَﺎﻃِﻠًﺎ
"(Yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ‘Ya
Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan
sia-sia."
(Ali Imran: 191)
Di
perjalanan hidupmu yang bakal kau tempuh, akan
banyak
sekali kau temui bermacam godaan serta tipu daya
setan
yang tanpa kenal lelah berusaha untuk selalu
merayumu.
Mereka, para setan itu tak akan pernah menyerah
sampai
tercapai apa yang mereka inginkan. Dengan kondisi
masyarakat
yang masih sakit seperti itu, maka sudah
sepantasnyalah
kau harus ikut serta dalam upaya-upaya untuk
memperbaikinya.
Jadi,
seberat apa pun godaan serta rintangan yang
akan
kau hadapi kelak di sepanjang perjalanan hidupmu nanti,
maka
sesungguhnya Dia pun telah memberikan jalan
kemudahan
dan keselamatan bagi setiap hambaNya. Melalui
para
rasul dan nabiNya, Dia telah menurunkan segala aturan
yang
menjadi jalan keluar bagi semua permasalahan yang
datang
di setiap zaman. Kaidah-kaidah itulah yang selama ini
dikenal
sebagai agama. Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa
ta'ala
menurunkan aturan-aturanNya tersebut sebagai
penjaga
dan pemelihara manusia agar terbebas dari jurang
kesengsaraan
dan kesulitan. Dan justru bukan malah
sebaliknya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﻣَﺎ
أَﻧْﺰَﻟْﻨَﺎ ﻋَﻠَﯿْﻚَ اﻟْﻘُﺮْآَنَ ﻟِﺘَﺸْﻘَﻰ (2) إِﻟﱠﺎ ﺗَﺬْﻛِﺮَةً ﻟِﻤَﻦْ ﯾَﺨْﺸَﻰ
"Kami
tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu
menjadi
susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang
takut
(kepada Allah)." (Thaha: 2-3)
Oleh
karena itu wahai putriku kembalilah kepada al-
Qur’an
dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam,
pelajarilah, hayatilah, dan kemudian amalkanlah
dengan
penuh istiqamah.
-HIJAB
Putriku,
pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa
sesungguhnya
kau diciptakan dengan fitrah yang sangat
mempesona?
Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di
muka
bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan
orang-orang
yang tak mengerti? Maka ingatlah selalu pada
sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
ﻣَﺎ
ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﺑَﻌْﺪِيْ ﻓِﺘْﻨَﺔً أَﺿَﺮﱡ ﻋَﻠَﻰ اﻟﺮﱢﺟَﺎلِ ﻣِﻦَ اﻟﻨﱢﺴَﺎءِ.
"Setelah
meninggal dunia, aku tidak meninggalkan fitnah
(ujian)
yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada
masalah
wanita." (HR. al-Bukhari, no. 4808 dan Muslim, no.
2740,
2741)
Lihatlah...!
Betapa ternyata kalian semua, para wanita
sepertimu
itu, adalah sebuah permasalahan yang harus
disikapi
secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan tentu saja,
kondisi
ini pun menuntut konsistensi sikapmu agar benar-
benar
mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya.
Dengan
penampilan pesona performa fisikmu, serta
kecenderungan
untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada
orang
lain, maka sudah selayaknya, kaum sepertimu memiliki
jalan
keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah
yang
telah diperingatkan itu. Wahai putriku tersayang,
Sungguh!
Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan
yang
hanya mengeksploitasi pesona dan kecantikanmu
sebagai
sarana setan untuk men-jerumuskan dirimu sendiri
atau
bahkan orang lain ke dalam neraka Jahanam.
Na'udzubillah!
Sebab
bagaimanapun, Tuhanmu sangat menyayangi
dan
selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan
dunia
dengan aturan-aturan yang telah diturunkanNya. Dan
Dia
pun takkan pernah membebankan sebuah kewajiban yang
kamu
tak sanggup memikulnya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﻟَﺎ
ﯾُﻜَﻠﱢﻒُ اﻟﻠﱠﮫُ ﻧَﻔْﺴًﺎ إِﻟﱠﺎ وُﺳْﻌَﮭَﺎ
"Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya."
(Al-Baqarah: 286).
Maka
karena kasih sayangNya pula, Dia mewajibkan
pada
kaummu untuk mengenakan busana kehormatan (jilbab)
yang
akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari
pandangan
orang-orang yang tidak berhak. Tak ada sesuatu
yang
lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu
peroleh.
Sebab dengannya, kalian akan dapat lebih mudah
dikenali
sebagai wanita bak-baik, sehingga tidak diganggu oleh
orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ذَﻟِﻚَ
أَدْﻧَﻰ أَنْ ﯾُﻌْﺮَﻓْﻦَ ﻓَﻠَﺎ ﯾُﺆْذَﯾْﻦَ وَﻛَﺎنَ اﻟﻠﱠﮫُ ﻏَﻔُﻮرًا رَﺣِﯿﻤًﺎ
"Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena
itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Yang
Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)
Putriku
shalihah,...!!
Menutup
aurat sebagaimana ketentuan Allah
Subhaanahu
wa ta'ala dan RasulNya adalah sama pentingnya
dengan
ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa ataupun
zakat.
Yang apabila tidak dilakukan, maka akan mempunyai
konsekwensi
serta sanksi berat yang telah ditentukan.
Perintah
Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang masalah hijab
(jilbab)
juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang
Sebab
Mekarmu Hanya Sekali | Surat Cinta Untuk Putri Tercinta
17beriman."
Maka, sungguh ini menunjukkan pada siapa pun
juga
tentang betapa asasinya kewajiban yang satu ini bagi
setiap
wanita Mukminah sepertimu.
Allah
berfirman,
وَﻗُﻞْ
ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎتِ ﯾَﻐْﻀُﻀْﻦَ ﻣِﻦْ أَﺑْﺼَﺎرِھِﻦﱠ وَﯾَﺤْﻔَﻈْﻦَ ﻓُﺮُوﺟَﮭُﻦﱠ وَﻟَﺎ ﯾُﺒْﺪِﯾﻦَ
زِﯾﻨَﺘَﮭُﻦﱠ إِﻟﱠﺎ ﻣَﺎ
ﻇَﮭَﺮَ
ﻣِﻨْﮭَﺎ
"Katakanlah
kepada para wanita yang beriman: Hendaklah
mereka
menahan pandangannya, dan memelihara
kehormatannya,
dan janganlah mereka memperlihatkan
perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (An-
Nur:
31)
Mungkin,
apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana
sesuai
dengan yang semestinya, maka tak akan pernah lagi
ditemui
pelecehan-pelecehan atas kaummu, termasuk kasus-
kasus
perkosaan yang seringkali terjadi di tengah-tengah
masyarakat.
Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini
sedemikian
rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta
memelihara
kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai
wanita
Mukminah. Syariat Allah Subhaanahu wa ta'ala itu
benar-benar
menginginkan posisi wanita bisa berada pada
kedudukan
kemanusiaan yang mulia serta tidak terjerembab
sebagai
komoditas yang diperjualbelikan dalam pengertian
yang
luas. Di mana pada gilirannya nanti akan dapat
menunjang
keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan
sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dan satu hal yang
juga
mesti kau ingat adalah bahwa hijab bukanlah sarana
untuk
memasung segala potensi serta bakatmu. Sebab
kewajiban-kewajiban
lain seperti menuntut ilmu, beramar
ma’ruf
serta kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan
syar’i
masih tetap bisa kau lakukan sepanjang masih
memenuhi
kriteria serta hukum-hukum syariat yang ada.
-SAHABAT
SEJATI DAN LINGKUNGAN PERGAULAN
Setelah
kau lakukan kewajiban hijab, maka paling tidak
telah
kau pasang sebuah perlindungan awal dan mendasar
untuk
mulai menapak masuk ke dalam kehidupan yang
semakin
rumit. Tentu saja kau tak harus berjuang sendirian di
sana.
Sebab, hanya dengan teman serta lingkungan yang
baiklah,
maka kau akan mampu untuk mempertahankan nilai-
nilai
agama yang selama ini telah kau pegang. Janganlah
pernah
berhenti mencari sebuah pertemanan tulus serta
lingkungan
yang baik demi keselamatan agamamu dan
kesucian
dirimu. Karena siapa pun tak akan sanggup bertahan
sendirian
di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat.
Kau
akan tetap membutuhkan seorang teman serta
lingkungan
yang tepat untuk bisa memperbaiki kualitas hidup
serta
imanmu di masa-masa yang akan datang. Ingatlah,
bahwa
tidak semua orang bisa kau jadi-kan sahabat atau
teman.
Rasulullah n telah mengingatkan kita tentang hal ini
melalui
lisannya yang suci:
اَﻟْﻤَﺮْءُ
ﻋَﻠَﻰ دِﯾْﻦِ ﺧَﻠِﯿْﻠِﮫِ ﻓَﻠْﯿَﻨْﻈُﺮْ أَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﯾُﺨَﺎﻟِﻞُ.
"Seseorang
itu tergantung perilaku dan kebiasaan temannya,
maka
hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan
dengan
siapa ia akan berteman." (HR. Abu Dawud, no. 4833
dan
at-Tirmidzi)
Dan
dengarlah wahai putriku! Bahwa sebaik-baik
persahabatan
itu adalah yang bisa memberikan manfaat
bagimu
di bidang agama sekaligus dunia. Bahkan Rasulullah
shallallahu
'alaihi wasallam sendiri mempertegas perlunya
sikap
kehati-hatian di dalam memilih teman dengan sabdanya:
ﻻَ
ﺗُﺼَﺎﺣِﺐْ إِﻻﱠ ﻣُﺆْﻣِﻨًﺎ وَﻻَ ﯾَﺄْﻛُﻞْ ﻃَﻌَﺎﻣَﻚَ إِﻻﱠ ﺗَﻘِﻲﱞ.
"Janganlah
bersahabat, kecuali dengan orang yang beriman,
dan
janganlah makan makananmu, kecuali orang yang
bertakwa."
(HR. Abu Daud, no. 4837, dan at-Tirmidzi, no.
2395)
Seorang
remaja putri yang baik sepertimu, bukan tak
mungkin
akan bisa terpengaruh oleh seorang sahabat yang
buruk
akhlak dan moralnya. Sungguh, sahabat seperti itu
hanya
akan membawamu pada kondisi yang menjerumuskan.
Bahkan
tidak mustahil, melalui lingkungan pergaulan
semacam
itu pada akhirnya akan memunculkan paradigma-
paradigma
‘modern’ yang menyesatkan seperti; istiqamah itu
kuno,
jilbab itu hanya tradisi, serta pandangan kampungan,
bahwa
‘budaya maju’ itu justru pelaksanaan ikhtilath, tabaruj,
serta
mempertontonkan kemolekan dan kecantikan tubuh
pada
siapa saja dengan melepas-kan baju-baju takwa (hijab).
Begitulah!
Sehingga tanpa terasa dan dengan perlahan-lahan,
kau
mulai tertarik dengan semua argumen manis dan ‘masuk
akal’
itu, untuk kemudian tanpa sadar mulai melaksanakannya
sedikit
demi sedikit. Tanpa pernah menyadari bahwa budaya
baru
itu sebenarnya merupakan rekayasa cermat dan
terencana
dari musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala
untuk
menyeretmu ke dalam jurang kenistaan. Dan pada
akhirnya
kelak kau akan menyesalinya. Namun saat itu
penyesalan
tidak lagi berguna.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﯾَﺎ
وَﯾْﻠَﺘَﺎ ﻟَﯿْﺘَﻨِﻲ ﻟَﻢْ أَﺗﱠﺨِﺬْ ﻓُﻠَﺎﻧًﺎ ﺧَﻠِﯿﻠًﺎ (28) ﻟَﻘَﺪْ أَﺿَﻠﱠﻨِﻲ ﻋَﻦِ اﻟﺬﱢﻛْﺮِ
ﺑَﻌْﺪَ إِذْ ﺟَﺎءَﻧِﻲ وَﻛَﺎنَ
اﻟﺸﱠﯿْﻄَﺎنُ
ﻟِﻠْﺈِﻧْﺴَﺎنِ ﺧَﺬُوﻟًﺎ
"Kecelakaan
besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak
menjadikan
si fulan itu sebagai teman akrab (ku).
Sesungguhnya
dia telah menyesatkan aku dari al-Qur'an
ketika
al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan setan itu
tidak
mau menolong manusia. " (Al-Furqan: 28-29).
Sungguh,
jangan pernah sekali-kali kamu mencoba
untuk
berteman dengan seseorang yang rendah ilmu agama
serta
akhlaknya kecuali bila kamu berada pada posisi yang
lebih
kuat untuk bisa memberinya nasehat serta peringatan.
Sebab
telah diwajibkan pada siapa pun untuk mengajarkan
kebaikan
serta menghalangi tindak kemungkaran sebatas
kemampuan
yang ada. Dan Allah Subhaanahu wa ta'ala telah
menjamin
mereka –orang-orang yang beramar ma’ruf nahi
mungkar-
itu sebagai golongan dari orang-orang yang
beruntung.
Allah
Subhaanahu wata'ala berfirman,
وَﻟْﺘَﻜُﻦْ
ﻣِﻨْﻜُﻢْ أُﻣﱠﺔٌ ﯾَﺪْﻋُﻮنَ إِﻟَﻰ اﻟْﺨَﯿْﺮِ وَﯾَﺄْﻣُﺮُونَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُوفِ وَﯾَﻨْﮭَﻮْنَ
ﻋَﻦِ اﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ وَأُوﻟَﺌِﻚَ
ھُﻢُ
اﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮنَ
"Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru
pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf serta
mencegah
dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang
beruntung."
(Ali Imran: 104)
Dan
di dalam kondisi masyarakat yang sudah tidak lagi
mempertimbangkan
nilai akhlak serta masalah syariat sebagai
landasannya,
maka tidak ada cara lain untuk menggapai
keselamatan
itu selain terus berupaya memperkuat
pertahanan
iman dari dalam diri sendiri. Inilah faktor yang
paling
penting dan sangat menentukan bagi berhasil atau
tidaknya
perjalananmu melalui tahapan ini.
-SABAR
DAN ISTIQOMAH
Akhirnya,
puncak dari segala upaya dan ikhtiar adalah
terus
bersabar dan berusaha istiqamah. Aku sangat paham
bahwa
saat ini di sekelilingmu telah mengepung segala
kemaksiatan
yang seringkali tak mampu kau hindari. Bangku-
bangku
sekolah dan kampus, fasilitas umum dan sarana
transportasi,
bahkan sampai di sudut-sudut ruang perkantoran
serta
pabrik, telah dipenuhi oleh budaya percampuran bebas
yang
telah berlangsung semenjak lama. Praktek ikhtilath di
tengah-tengah
masyarakat memang telah menjadi sebuah
kebiasaan
yang dipandang wajar.
Jelas,
akan selalu ada saat-saat di mana kau merasa
sedih
dan sendiri. Tapi kau pun tahu, bahkan Rasulullah
shallallahu
'alaihi wasallam, seorang manusia maksum yang
doanya
selalu diterima pun pernah mengalaminya. Sebab,
ujian
dan cobaan akan selalu membuatmu lebih matang dan
dewasa
dalam menjalani kehidupan. Jadi, tetaplah kau
bersabar
dengannya. Selanjutnya, jangan pernah berhenti
untuk
selalu meminta pertolongan dan jalan keluar yang
terbaik,
agar bisa segera keluar dari segala permasalahanmu.
Bukankah
Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri yang
menyatakan
bahwa:
اﺳْﺘَﻌِﯿﻨُﻮا
ﺑِﺎﻟﺼﱠﺒْﺮِ وَاﻟﺼﱠﻠَﺎةِ إِنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ﻣَﻊَ اﻟﺼﱠﺎﺑِﺮِﯾﻦَ
"Mintalah
pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan
shalat.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar."
(Al-Baqarah:153)
Putriku
terkasih!
Sesungguhnya
takkan dikirimkan oleh Allah
Subhaanahu
wa ta'ala sebuah beban yang tak mampu
ditanggung
oleh hambaNya. Sebab memang hanya Dia jua
yang
paling mengetahui kondisi serta kekuatan dari setiap
makhlukNya.
Tentu saja bahwa setiap amal yang mengarah
pada
kebajikan akan selalu menemui ujian. Jadi, ketika sebuah
ujian
berat serta musibah tiba-tiba datang di tengah upayamu
untuk
berbuat baik, maka cukup maknailah semua itu bahwa
Allah
Subhaanahu wa ta'ala ternyata masih
memperhatikanmu.
Jangan pernah lagi merasa bahwa kau
sendirian.
Karena ujian seperti itu juga dialami oleh orang-
orang
yang telah memiliki kualitas iman yang sangat tinggi
sekalipun.
Dan semakin tinggi pohon, maka semakin kencang
pula
angin yang akan menghembusnya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
أَﺣَﺴِﺐَ
اﻟﻨﱠﺎسُ أَنْ ﯾُﺘْﺮَﻛُﻮا أَنْ ﯾَﻘُﻮﻟُﻮا آَﻣَﻨﱠﺎ وَھُﻢْ ﻟَﺎ ﯾُﻔْﺘَﻨُﻮنَ
"Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan,
‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji
lagi?"
(Al-Ankabut:2)
Akan
banyak rintangan serta ucapan dan pandangan
sinis
dari masyarakat atas setiap tindakan kita untuk menuju
kebaikan.
Seorang Muslimah yang harus rela meninggalkan
sekolah,
pekerjaan, atau bahkan keluarganya sendiri hanya
karena
keinginan untuk berbusana secara kaffah adalah
contoh
nyata dari ujian yang sering kita dengar di keseharian.
Maka,
ketika ujian yang datang silih berganti itu terus bergulir
seperti
tak-kan pernah berhenti dan semakin terasa
memerihkan,
janganlah pernah kau merasa putus asa dari
rahmat
Allah Subhaanahu wa ta'ala.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman
,
وَﻟَﺎ
ﺗَﯿْﺌَﺴُﻮا ﻣِﻦْ رَوْحِ اﻟﻠﱠﮫِ إِﻧﱠﮫُ ﻟَﺎ ﯾَﯿْﺌَﺲُ ﻣِﻦْ رَوْحِ اﻟﻠﱠﮫِ إِﻟﱠﺎ اﻟْﻘَﻮْمُ
اﻟْﻜَﺎﻓِﺮُونَ
"Dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah,
melainkan
kaum yang kafir." (Yusuf : 87)
-HIJRAH
Hijrah
secara sederhana bermakna pindah. Berpindah
dari
suatu tempat yang lama menuju tempat baru. Berpindah
dari
lingkungan yang buruk kepada lingkungan yang lebih baik.
Atau
berpindah dari kondisi jahiliyah menuju jiwa yang terang
benderang.
Putriku, ketika semua cara telah kau lakukan dan
ternyata
semua itu masih belum menunjukkan sebuah hasil
yang
diharapkan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
telah
memberikan sebuah teladan untuk melakukan prosesi
hijrah.
Putriku
tercinta, ...!!
Berhijrah
dalam kehidupanmu lebih dimaksudkan pada
kemampuan
serta kemauanmu dalam upaya untuk
memperoleh
sebuah iklim yang kondusif bagi pengembangan
agamamu.
Ketika seorang Muslimah merasa tak nyaman lagi
di
dalam lingkungan pekerjaannya, atau ketika seorang siswi
merasa
bahwa lingkungan dan materi pendidikan yang ia
terima
tidak dapat memberikan pencerahan yang ia butuhkan.
Atau
bahkan ketika seorang ibu yang sangat mengkhawatirkan
keadaan
mental anak-anaknya di tengah-tengah
memburuknya
tatanan masyarakat di sekitarnya. Maka sabar
dan
istiqamah kadang masih terasa belum cukup.
Begitupun
denganmu! Di saat ikhtilath serta pergaulan
bebas
semakin merajalela di setiap sudut, sedangkan di satu
sisi,
kau tak mampu untuk melakukan sebuah perubahan,
maka
jalan yang paling baik untukmu di saat itu adalah dengan
melakukan
hijrah.
Sedangkan
Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri akan
memberikan
rahmatNya kepada orang-orang yang mau
bersungguh-sungguh
berjuang di jalanNya dengan keberanian
yang
kuat dan disertai kebijaksanaan demi untuk
mendapatkan
keridhaanNya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
إِنﱠ
اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آَﻣَﻨُﻮا وَاﻟﱠﺬِﯾﻦَ ھَﺎﺟَﺮُوا وَﺟَﺎھَﺪُوا ﻓِﻲ ﺳَﺒِﯿﻞِ اﻟﻠﱠﮫِ أُوﻟَﺌِﻚَ
ﯾَﺮْﺟُﻮنَ رَﺣْﻤَﺔَ اﻟﻠﱠﮫِ وَاﻟﻠﱠﮫُ
ﻏَﻔُﻮرٌ
رَﺣِﯿﻢٌ
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan orang-orang
yang
hijrah serta berjuang di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan
rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun
lagi
Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 218)
Wahai
putriku,…!!
Ada
banyak kisah pertaubatan serta pencerahan yang
terjadi
pada para muallaf (orang yang baru masuk Islam) di
mana
salah satu proses yang harus mereka laku-kan adalah
melaksanakan
hijrah. Dengan hijrah bukan berarti kita
melarikan
diri dari masalah. Namun mencoba untuk
menyusun
kekuatan dan akan kembali bila saatnya telah tiba.
Dalam
lingkup yang sederhana, hijrah bisa diartikan
dengan
mencoba untuk mengubah sikap, perilaku, kebiasaan
serta
cara berpikir yang sebelumnya cenderung bebas tanpa
landasan
hukum Allah Subhaanahu wa ta'ala berubah menjadi
lebih
bijak dan syar’i. Bila sebelumnya engkau telah
mengenakan
busana jilbab namun masih saja menampakkan
bagian-bagian
tertentu dari tubuh, maka sudah waktunya
untuk
memperbaiki kualitas berbusana itu dengan lebih
menyempurnakannya.
Bila sebelumnya kita hanya tertarik
dengan
buku-buku, majalah, atau media lain yang tidak
memberikan
manfaat bagi kekayaan batin, maka sudah
waktunya
pula untuk membuka wawasan dan cakrawala
dengan
mulai mengkonsumsi bacaan-bacaan yang bisa
meningkatkan
kualitas iman dan Islam.
Selanjutnya
perlu kiranya untuk lebih menyuburkan
lahan
jiwamu dengan mulai membiasakan diri untuk
membaca,
memahami (tadabbur) dan mendengar-kan alunan
bacaan
al-Qur’an yang bisa memberikan ketenteraman serta
kenya-manan
jiwa. Demikian pula mendengarkan dan
menyimak
kaset, VCD dan DVD bernuansa Islam. Sebab
peranan
media audio akan terasa sangat efektif untuk
mengkondisikan
hati agar selalu berada pada posisi yang
‘sehat’.
Maka hal-hal seperti itu akan bisa menjadi sebuah
alter-natif
untuk memenuhi kebutuhan terse-but. Pada masa
sekarang
ini sudah banyak bermunculan kaset-kaset dan VCD
Islami,
baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
Namun
demikian kita tetap harus selektif di dalam
memilihnya.
Bersambung...
SEBAB... MEKARMU HANYA SEKALI, SURAT CINTA UNTUK PUTRI TERCINTA, Haikal Hira Habibillah, Yayasan Al-Sofwa Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar