SEKUNTUM
KEMBANG DI PADANG ILALANG
Ilalang
yang terhampar
Desau
angin dan dengung kumbang-kumbang
Angin
zaman memang telah berubah arah
Sampai
waktu milikmu akan tiba
Jangan
pernah hilang wangimu tersia-sia
Hari
ini, waktu telah mengantarmu pada kedewasaan
yang
begitu mempesona. Masa berganti rupa dan usia
menapak
dewasa. Tak terasa, kau telah tumbuh menjadi
seorang
gadis remaja. Di depan sana, gerbang dunia luar yang
terbuka
lebar-lebar telah siap menyambutmu dengan segenap
kegenitan
serta gemerlap yang menggoda. Sungguh,
melepaskanmu
di tengah masyarakat yang begitu awam
terhadap
syariat Islam, selalu membuatku bimbang.
Menyadari
bahwa taring-taring tajam kehidupan yang
menganga
itu selalu siap menerkammu, memaksaku untuk
sekali
lagi mengingatkanmu. Tapi kau pun harus tetap
melangkah
ke depan. Oleh sebab itu, dengarkanlah pesanku,
wahai
putri tercinta! Perhatikanlah segala fenomena di
sekelilingmu
yang bisa membuatmu kalah oleh kehidupan.
Sudahkah
kau menyadarinya?
-MEDIA
AMORAL
Ketahuilah
Putriku,...!!
Kau
sedang hidup pada sebuah zaman di mana waktu
dan
tempat yang seolah telah menjadi sebuah dimensi yang
serba
mudah diakses. Tak ada yang tak diketahui oleh siapa
pun
tentang sesuatu yang sedang terjadi di belahan bumi lain
pada
saat bersamaan. Berbagai macam kecanggihan teknologi
telah
memungkinkan siapa pun untuk menyampaikan apa
yang
diinginkannya pada orang lain. Termasuk fasilitas
informasi
serta telekomunikasi yang telah berkembang
dengan
sedemikian cepatnya. Maka telepon genggam, televisi,
radio,
sampai dengan internet telah menjadi sarana yang
umum
di dalam menyebarkan informasi sekaligus propaganda.
Arus
informasi yang berasal dari segala macam sumber dan
kepentingan
akan sangat mudah membentuk kepribadian
serta
pola pikirmu bila kau tak memiliki benteng yang kuat.
Belum
lagi dengan fenomena kemunculan media-media cetak
tak
bermoral yang semakin hari semakin mudah ditemukan di
jalanan.
Majalah, surat kabar, tabloid, sampai dengan komik
dan
novel yang berjejer manis cuma berisikan cerita-cerita
hasutan
bagi jiwa serta impian semu. Dan itu bisa sangat
mudah
untuk kau dapatkan di setiap tempat. Akhirnya,
kenyataan
itu hanya semakin menambah runyamnya wajah
duniamu
saat ini.
Kau
pun juga harus mengerti bahwa masyarakat yang
ada
di sekitarmu adalah sekumpulan orang-orang yang ‘sakit’.
Masyarakat
yang tampak baik-baik saja itu sebenarnya adalah
sebuah
bangunan rapuh yang bisa dihempaskan dengan
mudah
kapan saja, bahkan oleh tiupan angin yang lembut
sekalipun.
Ketika
tayangan-tayangan televisi serta film-film barat
yang
sekuler telah menjadi tontonan wajib sekaligus "trade
mark"
bagi identitas generasi masa kini. Dan tokoh panutan
para
remaja adalah para bintang film, artis, serta olah ragawan
yang
nota bene merupakan orang-orang yang mungkin belum
pernah
bisa merasakan makna hidup yang sejati. Maka
perlahan
namun pasti, sebuah peradaban telah bergeser.
Nilai-nilai
kehidupan, etika religius serta pola pikir yang sehat
sedang
terancam keberadaannya untuk kemudian digantikan
oleh
sebuah tatanan serta nilai-nilai baru yang –ironis-nya-
merupakan
"produk gagal" di negara asalnya. Ya, paham-
paham
sekulerisme, hedonisme, nihilisme, materialisme serta
free
sex sesungguhnya merupakan produk sampah dari
sebuah
peradaban yang me-ngaku "modern".
Besarnya
angka kriminalitas, semakin tingginya tingkat
depresi
serta keresahan yang tak tersembuhkan di kalangan
masyarakat
barat adalah bukti-bukti nyata sekaligus efek
langsung
dari penerapan semua paham-paham tersebut. Dan
ketika
menyadari bahwa tatanan itu telah gagal, maka mereka
justru
berlomba-lomba untuk mencari "pasar" baru bagi ide-
ide
sampah tersebut agar laju roda perekonomian serta
rencana
besar yang sedang mereka susun tetap bisa berjalan
sesuai
rencana. Maka, itulah yang sedang kita lihat di
sekeliling
kita hari ini. Wajah Barat yang ditiru habis-habisan
oleh
sebagian besar anak muda. Citra "maju" dan "modern"
sepertinya
cukup ampuh untuk menarik para remaja itu.
Parahnya,
melalui media yang semakin beragam dan
canggih,
segala macam kegagalan itu bisa tersaji secara apik,
indah
dan sangat menggiurkan bagi pemirsanya. Tentu saja,
semuanya
itu memang telah direncanakan secara matang oleh
musuh-musuh
Allah Subhaanahu wa ta'ala dalam upaya
abadinya
merongrong umat Islam dari dalam. Mengenai hal
ini,
Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sendiri
telah
mengingatkan kita:
ﻟَﺘَﺘﱠﺒِﻌُﻦﱠ
ﺳَﻨَﻦَ ﻣَﻦْ ﻛَﺎنَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ ﺷِﺒْﺮًا ﺑِﺸِﺒْﺮٍ وَذِرَاﻋًﺎ ﺑِﺬِرَاعٍ ﺣَﺘﱠﻰ ﻟَﻮْ
دَﺧَﻠُﻮْا ﺟُﺤْﺮَ ﺿَﺐﱟ
ﺗَﺒِﻌْﺘُﻤُﻮْھُﻢْ
ﻗُﻠْﻨَﺎ ﯾَﺎ رَﺳُﻮْلُ اﷲِ اَﻟْﯿَﮭُﻮْدُ وَاﻟﻨﱠﺼَﺎرَى؟ ﻗَﺎلَ: ﻓَﻤَﻦْ؟!
"Sungguh
kalian akan mengikuti tradisi dan budaya umat
sebelum
kalian, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi
sehasta
hingga jikalau mereka masuk ke dalam liang dhab
(sejenis
biawak), maka kalian akan mengikutinya!! Kami
bertanya,
" Wahai Rasulullah! Apakah mereka itu Yahudi dan
Nasrani?"
Beliau bersabda, "Siapa lagi?!" (HR. al-Bukhari, no.
22/298)
Putriku
tercinta,...!!
Jangan
kau sia-siakan waktu-waktu senggangmu
dengan
nongkrong di depan TV atau melakukan perbuatan
yang
tidak mendatangkan keuntungan duniawi dan akhirat.
Gunakanlah
waktumu untuk belajar, memperdalam ilmu
agamamu,
membaca, menulis ataupun kegiatan yang
bermanfaat
lainnya.
-EMANSIPASI
SALAH KAPRAH
Putriku
tercinta,...!!
Musuh-musuh
Islam itu tak pernah sedetik pun
beristirahat
untuk memikirkan cara-cara agar agama Islam
serta
umatnya semakin terpuruk dari zaman ke zaman.
Mereka
tidak pernah menyia-nyiakan kelengahan serta
kebodohan
yang melanda hampir seluruh masyarakat Muslim.
Secara
perlahan namun pasti, mereka dengan licik telah
menggunakan
cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa
mempengaruhi
proses keberlangsungan pendidikan serta
pengajaran
di kalangan wanita Muslim. Secara halus mereka
terus
menerus meniupkan angin surga emansipasi di kalangan
kaummu,
para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana
besar
mereka adalah hendak menggiring kaum wanita itu ke
lembah
penindasan serta menjebloskannya ke dalam jurang
kehancuran
yang menyesatkan.
Tahukah
kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya
diawali
dengan tuntutan para wanita di Eropa akan persamaan
gaji
serta jam kerja antara kaum wanita dan lelaki yang sama-
sama
bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang mulai
santer
bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa
itu
akhirnya meluas dan merambat pada bidang-bidang lain
yang
secara spontanitas -atau memang sengaja- dihembuskan
oleh
pihak-pihak tertentu. Lalu lebih jauh, tuntutan atas
persamaan
hak tersebut telah bergeser menjadi tuntutan atas
‘perusakan’
hak dari kaum lelaki. Misalnya, pada mulanya
kaum
wanita menuntut hak untuk bebas memilih pasangan
hidupnya,
seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun
kemudian
hak tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk
menyerahkan
dirinya kepada siapa saja yang mereka
kehendaki.
Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa
saja
yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah
yang
satu ini. Sebab Allah Subhaanahu wa ta'ala juga telah
mengingatkan
dalam firmanNya,
وَﻟَﺎ
ﺗَﻘْﻒُ ﻣَﺎ ﻟَﯿْﺲَ ﻟَﻚَ ﺑِﮫِ ﻋِﻠْﻢٌ إِنﱠ اﻟﺴﱠﻤْﻊَ وَاﻟْﺒَﺼَﺮَ وَاﻟْﻔُﺆَادَ ﻛُﻞﱡ
أُوﻟَﺌِﻚَ ﻛَﺎنَ ﻋَﻨْﮫُ ﻣَﺴْﺌُﻮﻟًﺎ
"Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya akan diminta
pertanggungjawabannya."
(Al-Isra: 36)
Maka
sudah menjadi pemandangan yang sangat umum
di
sekelilingmu bila pada malam hari, masih banyak para
wanita
yang berkeliaran sendirian atau berkelompok, mereka
sedang
berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para
buruh
dan pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan
pekerjaan
laki-laki di setiap sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan
begitu
cara memaknai posisi wanita yang sebenarnya dalam
sebuah
posisi yang terhormat.
Masih
ingatkah kau dengan kisah Khadijah radhiyallahu
‘anha
dan kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha? Keduanya
termasuk
wanita yang sesungguhnya pantas menyandang
gelar
sebagai "wanita sukses". Bahkan dengan keharumannya,
sampai
saat ini pun setiap zaman masih ikut merasakan
pesona
abadi serta aroma wangi dari sebuah kualitas sejati
wanita
Muslimah. Lalu, masihkah kau ingin mencari teladan-
teladan
lain yang jelas-jelas kedudukannya jauh berada di
bawah
kedua wanita yang mulia itu? Sungguh, Khadijah
radhiyallahu
‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang wanita
karier
sekaligus istri tersukses yang semestinya bisa menjadi
teladan
bagi siapa pun juga. Ketokohan, kekuatan,
kedermawanan,
serta keberhasilannya dalam bisnis
perdagangan
telah terbukti. Diiringi pula oleh kesuksesannya
dalam
mendampingi sang suami yang menjadi seorang
pemimpin
umat. Sebuah prestasi tak tertandingi oleh wanita
lain
di zaman mana pun. Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah
radhiyallahu
‘anha yang sukses menjadi pendidik sekaligus
pemberi
teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami
tercinta
meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan
dalam
membantu tugas suami, siaga dan lincah dalam
mendukung
"program-program" suami yang sekaligus seorang
nabi
dan ‘presiden’ tanpa pernah meninggalkan fungsi sejati
seorang
istri? Keduanya termasuk wanita karir sejati, wahai
putriku!
Keduanya termasuk pahlawan dan penegak
kehormatan
sejati bagi kaumnya. Keduanya pula yang selalu
mampu
menempatkan posisi kaum wanita pada tingkat
tertinggi
tanpa pernah mengurangi sedikit pun derajat serta
kehormatannya.
Maka
dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali
kau
tergoda oleh hembusan emansipasi yang selalu gencar
disampaikan
oleh orang-orang di sekitarmu. Karena
sesungguhnya,
tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk
menyelamatkan
ataupun membebaskanmu dari "jerat tali
penindasan"
melainkan justru untuk menghancurkan dirimu
dan
agamamu dari dalam.
-IKHTILATH
TANPA BATAS
Putriku
sayang,...!!
Tak
bisa disangkal lagi bahwa saat ini, sulit sekali
menemukan
tempat yang bebas dari bercampur baurnya
antara
dua jenis manusia yang berbeda. Ikhtilath yang terjadi
di
segenap aspek kehidupan telah berlangsung pada tingkatan
yang
sangat sulit untuk diubah. Dari ruang-ruang sekolah,
kampus,
perkantoran, pabrik bahkan sampai pada tempat
sarana
umum serta transportasi pun tak lepas dari budaya itu.
Kondisi
masyarakat yang apatis serta awam terhadap ilmu
agama,
ditambah lagi dengan kuatnya pengaruh budaya
western
yang tak pernah selesai membawa 'angin budaya'nya
seakan
telah menjadi mode baru yang wajib ditiru. Sekaligus
menjadi
legitimasi bagi tradisi yang menyesatkan tersebut.
Di
satu sisi, tak dipungkiri pula bahwa masih banyak
orang-orang
"pintar" di belakang pembuat kebijakan itu yang
memandang
bahwa 'kumpul-kumpul' seperti itu merupakan
sarana
bagi terwujudnya sebuah hubungan yang bersih antara
kedua
jenis yang mana akan mampu menjadi penjernih naluri
antara
keduanya. Meski sesungguhnya, sudah sangat jelas
terlihat
akibat-akibat dari budaya pergaulan bebas itu. Yang
tentu
saja bisa dijadikan pelajaran oleh siapa pun juga yang
mau
sadar dan mengerti tentang bahaya ikhtilath.
Banyak
sudah hasil penelitian, baik di dalam maupun di
luar
negeri yang memaparkan betapa tragis dan
mengerikannya
kondisi masyarakat yang diakibatkan oleh
pergaulan
bebas. Institusi-institusi pendidikan, perkantoran
atau-pun
yang lainnya telah menjadi ladang yang sangat subur
bagi
terus tumbuh dan berkembangnya paham yang sangat
berbahaya
ini. Karena pada kenyataannya, ikhtilath atau
Sebab
Mekarmu Hanya Sekali | Surat Cinta Untuk Putri Tercinta
10percampuran
bebas antara dua jenis ini merupakan unsur
paling
menentukan untuk terjadinya masalah-masalah
seksualitas,
penderitaan psikologis, serta rangsangan naluri.
Dan
di sisi lain, hal-hal semacam itu sama sekali belum dan
tidak
akan pernah terbukti mampu menjernihkan naluri
seperti
apologi dari beberapa orang "pintar" tadi.
Kemudian
muncullah akibat-akibat lanjutan dari
kondisi
yang mengenaskan itu, di tengah-tengah masyarakat
yang
bingung. Maraknya realitas kehamilan di luar nikah,
aborsi,
pemerkosaan, bahkan sampai dengan kasus-kasus
bunuh
diri serta pembunuhan yang tidak jarang
dilatarbelakangi
oleh kondisi pergaulan yang sangat bebas itu.
Tatanan
masyarakat yang porak poranda, etika moral yang
tercabik-cabik
serta rasa malu yang sudah terangkat benar-
benar
telah memunculkan kekhawatiran yang dalam akan
masa
depan sebuah kehidupan.
Padahal,
andai saja kaum Muslimin benar-benar setia
dan
istiqamah dalam memegang teguh konsep Islam secara
benar
dan kaffah, maka sudah barang tentu pengaruh-
pengaruh
ideologi itu tidak akan masuk apalagi sampai
merusak
ke dalam jiwa, akal dan pikiran mereka. Di sisi lain,
kaum
Muslimin semestinya juga harus kukuh dalam
menghadapi
segala tipu daya kaum non Muslim yang memang
tak
akan pernah berhenti sebelum tercapai tujuannya. Bahkan
Allah
Subhaanahu wa ta'ala sendiri telah memberikan
jaminanNya
atas kemenangan agamaNya dari tipu daya
mereka,
dengan syarat bahwa kaum Muslimin harus tetap
istiqamah
dalam menjujung tinggi sikap sabar dan taqwa.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
وَإِنْ
ﺗَﺼْﺒِﺮُوا وَﺗَﺘﱠﻘُﻮا ﻟَﺎ ﯾَﻀُﺮﱡﻛُﻢْ ﻛَﯿْﺪُھُﻢْ ﺷَﯿْﺌًﺎ
"Jika
kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka
sedikit
pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu."
(Ali
Imran:120)
Bersambung...
Sebab... Mekarmu hanya Sekali, Surat Cinta Untuk Putri Tercinta. Haikal Hira Habibillah. Yayasan Al-Sofwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar