Selasa, November 20, 2012

SEBAB... MEKARMU HANYA SEKALI, SURAT CINTA UNTUK PUTRI TERCINTA (Bagian 3)


SEKUNTUM KEMBANG DI PADANG ILALANG

Ilalang yang terhampar
Desau angin dan dengung kumbang-kumbang
Angin zaman memang telah berubah arah
Sampai waktu milikmu akan tiba
Jangan pernah hilang wangimu tersia-sia

Hari ini, waktu telah mengantarmu pada kedewasaan
yang begitu mempesona. Masa berganti rupa dan usia
menapak dewasa. Tak terasa, kau telah tumbuh menjadi
seorang gadis remaja. Di depan sana, gerbang dunia luar yang
terbuka lebar-lebar telah siap menyambutmu dengan segenap
kegenitan serta gemerlap yang menggoda. Sungguh,
melepaskanmu di tengah masyarakat yang begitu awam
terhadap syariat Islam, selalu membuatku bimbang.
Menyadari bahwa taring-taring tajam kehidupan yang
menganga itu selalu siap menerkammu, memaksaku untuk
sekali lagi mengingatkanmu. Tapi kau pun harus tetap
melangkah ke depan. Oleh sebab itu, dengarkanlah pesanku,
wahai putri tercinta! Perhatikanlah segala fenomena di
sekelilingmu yang bisa membuatmu kalah oleh kehidupan.
Sudahkah kau menyadarinya?

-MEDIA AMORAL

Ketahuilah Putriku,...!!

Kau sedang hidup pada sebuah zaman di mana waktu
dan tempat yang seolah telah menjadi sebuah dimensi yang
serba mudah diakses. Tak ada yang tak diketahui oleh siapa
pun tentang sesuatu yang sedang terjadi di belahan bumi lain
pada saat bersamaan. Berbagai macam kecanggihan teknologi
telah memungkinkan siapa pun untuk menyampaikan apa
yang diinginkannya pada orang lain. Termasuk fasilitas
informasi serta telekomunikasi yang telah berkembang
dengan sedemikian cepatnya. Maka telepon genggam, televisi,
radio, sampai dengan internet telah menjadi sarana yang
umum di dalam menyebarkan informasi sekaligus propaganda.
Arus informasi yang berasal dari segala macam sumber dan
kepentingan akan sangat mudah membentuk kepribadian
serta pola pikirmu bila kau tak memiliki benteng yang kuat.
Belum lagi dengan fenomena kemunculan media-media cetak
tak bermoral yang semakin hari semakin mudah ditemukan di
jalanan. Majalah, surat kabar, tabloid, sampai dengan komik
dan novel yang berjejer manis cuma berisikan cerita-cerita
hasutan bagi jiwa serta impian semu. Dan itu bisa sangat
mudah untuk kau dapatkan di setiap tempat. Akhirnya,
kenyataan itu hanya semakin menambah runyamnya wajah
duniamu saat ini.
Kau pun juga harus mengerti bahwa masyarakat yang
ada di sekitarmu adalah sekumpulan orang-orang yang ‘sakit’.
Masyarakat yang tampak baik-baik saja itu sebenarnya adalah
sebuah bangunan rapuh yang bisa dihempaskan dengan
mudah kapan saja, bahkan oleh tiupan angin yang lembut
sekalipun.

Ketika tayangan-tayangan televisi serta film-film barat
yang sekuler telah menjadi tontonan wajib sekaligus "trade
mark" bagi identitas generasi masa kini. Dan tokoh panutan
para remaja adalah para bintang film, artis, serta olah ragawan
yang nota bene merupakan orang-orang yang mungkin belum
pernah bisa merasakan makna hidup yang sejati. Maka
perlahan namun pasti, sebuah peradaban telah bergeser.
Nilai-nilai kehidupan, etika religius serta pola pikir yang sehat
sedang terancam keberadaannya untuk kemudian digantikan
oleh sebuah tatanan serta nilai-nilai baru yang –ironis-nya-
merupakan "produk gagal" di negara asalnya. Ya, paham-
paham sekulerisme, hedonisme, nihilisme, materialisme serta
free sex sesungguhnya merupakan produk sampah dari
sebuah peradaban yang me-ngaku "modern".
Besarnya angka kriminalitas, semakin tingginya tingkat
depresi serta keresahan yang tak tersembuhkan di kalangan
masyarakat barat adalah bukti-bukti nyata sekaligus efek
langsung dari penerapan semua paham-paham tersebut. Dan
ketika menyadari bahwa tatanan itu telah gagal, maka mereka
justru berlomba-lomba untuk mencari "pasar" baru bagi ide-
ide sampah tersebut agar laju roda perekonomian serta
rencana besar yang sedang mereka susun tetap bisa berjalan
sesuai rencana. Maka, itulah yang sedang kita lihat di
sekeliling kita hari ini. Wajah Barat yang ditiru habis-habisan
oleh sebagian besar anak muda. Citra "maju" dan "modern"
sepertinya cukup ampuh untuk menarik para remaja itu.
Parahnya, melalui media yang semakin beragam dan
canggih, segala macam kegagalan itu bisa tersaji secara apik,
indah dan sangat menggiurkan bagi pemirsanya. Tentu saja,
semuanya itu memang telah direncanakan secara matang oleh
musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala dalam upaya
abadinya merongrong umat Islam dari dalam. Mengenai hal
ini, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sendiri
telah mengingatkan kita:

ﻟَﺘَﺘﱠﺒِﻌُﻦﱠ ﺳَﻨَﻦَ ﻣَﻦْ ﻛَﺎنَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ ﺷِﺒْﺮًا ﺑِﺸِﺒْﺮٍ وَذِرَاﻋًﺎ ﺑِﺬِرَاعٍ ﺣَﺘﱠﻰ ﻟَﻮْ دَﺧَﻠُﻮْا ﺟُﺤْﺮَ ﺿَﺐﱟ
ﺗَﺒِﻌْﺘُﻤُﻮْھُﻢْ ﻗُﻠْﻨَﺎ ﯾَﺎ رَﺳُﻮْلُ اﷲِ اَﻟْﯿَﮭُﻮْدُ وَاﻟﻨﱠﺼَﺎرَى؟ ﻗَﺎلَ: ﻓَﻤَﻦْ؟!

"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi dan budaya umat
sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi
sehasta hingga jikalau mereka masuk ke dalam liang dhab
(sejenis biawak), maka kalian akan mengikutinya!! Kami
bertanya, " Wahai Rasulullah! Apakah mereka itu Yahudi dan
Nasrani?" Beliau bersabda, "Siapa lagi?!" (HR. al-Bukhari, no.
22/298)

Putriku tercinta,...!!

Jangan kau sia-siakan waktu-waktu senggangmu
dengan nongkrong di depan TV atau melakukan perbuatan
yang tidak mendatangkan keuntungan duniawi dan akhirat.
Gunakanlah waktumu untuk belajar, memperdalam ilmu
agamamu, membaca, menulis ataupun kegiatan yang
bermanfaat lainnya.

-EMANSIPASI SALAH KAPRAH

Putriku tercinta,...!!

Musuh-musuh Islam itu tak pernah sedetik pun
beristirahat untuk memikirkan cara-cara agar agama Islam
serta umatnya semakin terpuruk dari zaman ke zaman.
Mereka tidak pernah menyia-nyiakan kelengahan serta
kebodohan yang melanda hampir seluruh masyarakat Muslim.
Secara perlahan namun pasti, mereka dengan licik telah
menggunakan cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa
mempengaruhi proses keberlangsungan pendidikan serta
pengajaran di kalangan wanita Muslim. Secara halus mereka
terus menerus meniupkan angin surga emansipasi di kalangan
kaummu, para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana
besar mereka adalah hendak menggiring kaum wanita itu ke
lembah penindasan serta menjebloskannya ke dalam jurang
kehancuran yang menyesatkan.

Tahukah kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya
diawali dengan tuntutan para wanita di Eropa akan persamaan
gaji serta jam kerja antara kaum wanita dan lelaki yang sama-
sama bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang mulai
santer bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa
itu akhirnya meluas dan merambat pada bidang-bidang lain
yang secara spontanitas -atau memang sengaja- dihembuskan
oleh pihak-pihak tertentu. Lalu lebih jauh, tuntutan atas
persamaan hak tersebut telah bergeser menjadi tuntutan atas
‘perusakan’ hak dari kaum lelaki. Misalnya, pada mulanya
kaum wanita menuntut hak untuk bebas memilih pasangan
hidupnya, seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun
kemudian hak tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk
menyerahkan dirinya kepada siapa saja yang mereka
kehendaki. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa
saja yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah
yang satu ini. Sebab Allah Subhaanahu wa ta'ala juga telah
mengingatkan dalam firmanNya,

وَﻟَﺎ ﺗَﻘْﻒُ ﻣَﺎ ﻟَﯿْﺲَ ﻟَﻚَ ﺑِﮫِ ﻋِﻠْﻢٌ إِنﱠ اﻟﺴﱠﻤْﻊَ وَاﻟْﺒَﺼَﺮَ وَاﻟْﻔُﺆَادَ ﻛُﻞﱡ أُوﻟَﺌِﻚَ ﻛَﺎنَ ﻋَﻨْﮫُ ﻣَﺴْﺌُﻮﻟًﺎ
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta
pertanggungjawabannya." (Al-Isra: 36)

Maka sudah menjadi pemandangan yang sangat umum
di sekelilingmu bila pada malam hari, masih banyak para
wanita yang berkeliaran sendirian atau berkelompok, mereka
sedang berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para
buruh dan pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan
pekerjaan laki-laki di setiap sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan
begitu cara memaknai posisi wanita yang sebenarnya dalam
sebuah posisi yang terhormat.
Masih ingatkah kau dengan kisah Khadijah radhiyallahu
‘anha dan kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha? Keduanya
termasuk wanita yang sesungguhnya pantas menyandang
gelar sebagai "wanita sukses". Bahkan dengan keharumannya,
sampai saat ini pun setiap zaman masih ikut merasakan
pesona abadi serta aroma wangi dari sebuah kualitas sejati
wanita Muslimah. Lalu, masihkah kau ingin mencari teladan-
teladan lain yang jelas-jelas kedudukannya jauh berada di
bawah kedua wanita yang mulia itu? Sungguh, Khadijah
radhiyallahu ‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang wanita
karier sekaligus istri tersukses yang semestinya bisa menjadi
teladan bagi siapa pun juga. Ketokohan, kekuatan,
kedermawanan, serta keberhasilannya dalam bisnis
perdagangan telah terbukti. Diiringi pula oleh kesuksesannya
dalam mendampingi sang suami yang menjadi seorang
pemimpin umat. Sebuah prestasi tak tertandingi oleh wanita
lain di zaman mana pun. Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah
radhiyallahu ‘anha yang sukses menjadi pendidik sekaligus
pemberi teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami
tercinta meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan
dalam membantu tugas suami, siaga dan lincah dalam
mendukung "program-program" suami yang sekaligus seorang
nabi dan ‘presiden’ tanpa pernah meninggalkan fungsi sejati
seorang istri? Keduanya termasuk wanita karir sejati, wahai
putriku! Keduanya termasuk pahlawan dan penegak
kehormatan sejati bagi kaumnya. Keduanya pula yang selalu
mampu menempatkan posisi kaum wanita pada tingkat
tertinggi tanpa pernah mengurangi sedikit pun derajat serta
kehormatannya.

Maka dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali
kau tergoda oleh hembusan emansipasi yang selalu gencar
disampaikan oleh orang-orang di sekitarmu. Karena
sesungguhnya, tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk
menyelamatkan ataupun membebaskanmu dari "jerat tali
penindasan" melainkan justru untuk menghancurkan dirimu
dan agamamu dari dalam.

-IKHTILATH TANPA BATAS

Putriku sayang,...!!

Tak bisa disangkal lagi bahwa saat ini, sulit sekali
menemukan tempat yang bebas dari bercampur baurnya
antara dua jenis manusia yang berbeda. Ikhtilath yang terjadi
di segenap aspek kehidupan telah berlangsung pada tingkatan
yang sangat sulit untuk diubah. Dari ruang-ruang sekolah,
kampus, perkantoran, pabrik bahkan sampai pada tempat
sarana umum serta transportasi pun tak lepas dari budaya itu.
Kondisi masyarakat yang apatis serta awam terhadap ilmu
agama, ditambah lagi dengan kuatnya pengaruh budaya
western yang tak pernah selesai membawa 'angin budaya'nya
seakan telah menjadi mode baru yang wajib ditiru. Sekaligus
menjadi legitimasi bagi tradisi yang menyesatkan tersebut.
Di satu sisi, tak dipungkiri pula bahwa masih banyak
orang-orang "pintar" di belakang pembuat kebijakan itu yang
memandang bahwa 'kumpul-kumpul' seperti itu merupakan
sarana bagi terwujudnya sebuah hubungan yang bersih antara
kedua jenis yang mana akan mampu menjadi penjernih naluri
antara keduanya. Meski sesungguhnya, sudah sangat jelas
terlihat akibat-akibat dari budaya pergaulan bebas itu. Yang
tentu saja bisa dijadikan pelajaran oleh siapa pun juga yang
mau sadar dan mengerti tentang bahaya ikhtilath.
Banyak sudah hasil penelitian, baik di dalam maupun di
luar negeri yang memaparkan betapa tragis dan
mengerikannya kondisi masyarakat yang diakibatkan oleh
pergaulan bebas. Institusi-institusi pendidikan, perkantoran
atau-pun yang lainnya telah menjadi ladang yang sangat subur
bagi terus tumbuh dan berkembangnya paham yang sangat
berbahaya ini. Karena pada kenyataannya, ikhtilath atau
Sebab Mekarmu Hanya Sekali | Surat Cinta Untuk Putri Tercinta
10percampuran bebas antara dua jenis ini merupakan unsur
paling menentukan untuk terjadinya masalah-masalah
seksualitas, penderitaan psikologis, serta rangsangan naluri.
Dan di sisi lain, hal-hal semacam itu sama sekali belum dan
tidak akan pernah terbukti mampu menjernihkan naluri
seperti apologi dari beberapa orang "pintar" tadi.
Kemudian muncullah akibat-akibat lanjutan dari
kondisi yang mengenaskan itu, di tengah-tengah masyarakat
yang bingung. Maraknya realitas kehamilan di luar nikah,
aborsi, pemerkosaan, bahkan sampai dengan kasus-kasus
bunuh diri serta pembunuhan yang tidak jarang
dilatarbelakangi oleh kondisi pergaulan yang sangat bebas itu.
Tatanan masyarakat yang porak poranda, etika moral yang
tercabik-cabik serta rasa malu yang sudah terangkat benar-
benar telah memunculkan kekhawatiran yang dalam akan
masa depan sebuah kehidupan.
Padahal, andai saja kaum Muslimin benar-benar setia
dan istiqamah dalam memegang teguh konsep Islam secara
benar dan kaffah, maka sudah barang tentu pengaruh-
pengaruh ideologi itu tidak akan masuk apalagi sampai
merusak ke dalam jiwa, akal dan pikiran mereka. Di sisi lain,
kaum Muslimin semestinya juga harus kukuh dalam
menghadapi segala tipu daya kaum non Muslim yang memang
tak akan pernah berhenti sebelum tercapai tujuannya. Bahkan
Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri telah memberikan
jaminanNya atas kemenangan agamaNya dari tipu daya
mereka, dengan syarat bahwa kaum Muslimin harus tetap
istiqamah dalam menjujung tinggi sikap sabar dan taqwa.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,

وَإِنْ ﺗَﺼْﺒِﺮُوا وَﺗَﺘﱠﻘُﻮا ﻟَﺎ ﯾَﻀُﺮﱡﻛُﻢْ ﻛَﯿْﺪُھُﻢْ ﺷَﯿْﺌًﺎ
"Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka
sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu."
(Ali Imran:120)

Bersambung...

Sebab... Mekarmu hanya Sekali, Surat Cinta Untuk Putri Tercinta. Haikal Hira Habibillah. Yayasan Al-Sofwa

Tidak ada komentar: