KETIKA
BENIH MULAI TUMBUH
Setetes
cinta yang tertawan
Dan
benih kasih yang tersipu
Berbalut
asa dan doa
Hingga
tibalah tiupan ruh
Jadilah,...
Maka jadilah kamu!
Putriku
terkasih,...!!
Tak
ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan
nanti.
Bahkan ketika kedipan mata serta hembusan nafas yang
keluar
dari tubuh fana hilang dihisap oleh alam sekitar. Kita
tak
pernah tahu apakah masih ada kesempatan untuk sekali
lagi
mengedipkan mata. Bahkan kita tak bisa menjamin pada
diri
sendiri untuk sekedar bisa menarik nafas yang sama pada
detik
berikutnya, kecuali hanya dengan izin Sang Empunya
hidup
hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala memberikan
iradahNya.
Dan sesungguhnya, takdir jualah yang telah
menuntunmu
hingga di titik ini.
Maka
begitulah yang telah terjadi di saat itu. Masa-
masa
di mana benih cinta kedua orang tuamu dipersatukan
dalam
sebuah ikatan yang sakral. Hingga Allah Subhaanahu wa
ta'ala
pula yang telah menciptakan dan
menumbuhkembangkan
benih suci dari buah kasih itu
bersama
hujan cinta-Nya. Menjaga serta merawatmu dari
detik
ke detik dalam pelukan rahim kasih sayang. Lalu waktu
pun
terus berlalu sampai tiba sebuah hari saat semua orang di
sekeliling
berharap-harap cemas saat menantikan
kehadiranmu.
Dan kepadamu, ingin ku sampaikan sebuah
firman
Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang kehadiran seorang
anak
sepertimu bagiku:
1وَاﻋْﻠَﻤُﻮا أَﻧﱠﻤَﺎ أَﻣْﻮَاﻟُﻜُﻢْ وَأَوْﻟَﺎدُﻛُﻢْ ﻓِﺘْﻨَﺔٌ
وَأَنﱠ اﻟﻠﱠﮫَ ﻋِﻨْﺪَهُ أَﺟْﺮٌ ﻋَﻈِﯿﻢٌ
"Dan
ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah
sebagai
cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala
yang
besar." (Al-Anfal: 28)
Itulah
faktanya! Bahwa kehadiranmu yang sangat
membahagiakan
itu hakekatnya adalah benar-benar hanya
sebagai
ujian dan cobaan semata. Dengan ilmuNya, telah Dia
percayakan
engkau dalam asuhan kami. Maka, kau pun harus
paham
bahwa untuk mengemban amanah berat itu
memerlukan
suatu proses serta cara yang tepat. Agar ketika
tiba
waktunya nanti untuk mempertanggungjawabkanmu
dihadapanNya,
aku akan bisa tersenyum sekaligus
membanggakan
dirimu.
Selanjutnya,
tak ada lagi keinginan lain dalam diriku
kecuali
cita-cita untuk membawamu kepada jalan cahaya yang
telah
disediakanNya. Hari depanmu yang -bahkan kami sendiri
belum
tahu- itu harus mampu kau lalui dengan baik. Dan
khusus
untukmu, wahai putriku terkasih, jadikan segala hal
yang
telah berlalu itu sebagai kekuatan untuk menyongsong
hari
esok milikmu yang jelas belum bisa kami bayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar