Sebab
Mekarmu Hanya Sekali, Surat Cinta untuk Putri Tercinta
Penyusun:
Haikal Hira Habibillah
Yayasan
Al-Sofwa
IFTITTAH
Ketika
angin zaman menerpamu
Di
atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah
mewangi wahai kuntumku
Tetaplah
indah di padang liar
Hingga
kaulah yang akan dipetik
Sebab
mekarmu hanya sekali!
Bismillahirrahmanirrahim
Segala
puji hanyalah milik Allah Subhaanahu wa ta'ala,
Raja
semesta alam. Semoga Dia senantiasa memberikan
kekuatan
dan kesabaran kepada kita dalam setiap pijakan
langkah
di muka bumiNya. Selanjutnya, semoga salam dan
sejahtera
selalu tercurah kepada Muhammad shallallahu
'alaihi
wasallam, seorang Nabi paling akhir, manusia termulia
serta
kekasihNya yang kehadirannya telah dihadiahkan bagi
dunia
yang gelap gulita sebagai satu-satunya teladan
paripurna
untuk segenap makhluk yang hidup sesudahnya.
Semoga
keselamatan juga tetap terlimpah kepada
keluarganya,
para sahabat beliau yang mulia, alim ulama serta
seluruh
umat yang tak pernah henti dicintainya.
Putriku
terkasih,...!!
Memandang
lelapmu dalam dekapan sang ibu selama
ini,
selalu membuatku yakin bahwa segalanya akan berjalan
baik-baik
saja. Menikmati lembut nafasmu di atas buaian,
selalu
membuat nyaman perasaanku di saat itu. Lalu masa-
masa
yang indah itu dengan cepat telah berlalu. Dan usia terus
saja
mengambil jatahnya. Hingga ketika hari telah berganti
Sebab
Mekarmu Hanya Sekali | Surat Cinta Untuk Putri Tercinta
iiiminggu,
dan bulan pun menapak tahun, tiba-tiba baru
kusadari
bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari sisiku. Karena
sudah
tiba waktunya kau harus pergi. Menjemput kehidupan
milikmu
sendiri. Ya, sudah saatnya kau harus kulepaskan
menuju
kehidupan baru di luar sana.
Dunia
luar! Adalah sebuah tempat yang sama sekali tak
ramah,
putriku. Sebuah ruang di mana kau harus mampu
untuk
tetap bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang
bakal
terus menghadangmu. Dengan bumi yang semakin tua
serta
dipenuhi oleh beragam fasilitas yang seharusnya bisa
lebih
memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu justru
membuat
realitas kehidupan makin bertambah kacau dan
carut
marut. Hari-hari terakhir ini, segala bentuk kekerasan
dan
tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara terang-
terangan.
Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang
dan
sebabnya telah makin menjauhkan manusia dari
kehidupan
yang ideal. Percampuran antara pria dan wanita
yang
melanda setiap jengkal bumi telah menjadi
pemandangan
biasa dan wajar. Dan tanpa disadari oleh siapa
pun,
‘kewajaran’ itu mulai menampakkan gejala-gejala yang
membahayakan.
Ya, berbagai macam dampak negatif atas
budaya
ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan)
mulai
muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita seperti dirimu
adalah
yang pertama kali merasakan akibatnya, langsung
maupun
tidak. Lalu liputan dari berbagai media yang cuma
berisikan
berita-berita memiriskan jiwa. Semuanya berlomba-
lomba
untuk menampilkan sisi bengis dan buram wajah
kehidupan.
Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar
kita
hanyalah masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun
yang
benar-benar aman. Begitulah! Ketika hari ini aku kembali
lagi
menatap dunia yang liar itu melalui jendela rumah kita.
Tiba-tiba
telah digerakkanNya tanganku untuk menuliskan
beberapa
patah kata yang ingin kutitipkan untukmu.
Maka
hanya kepadamulah wahai puteri tercinta,
kutuliskan
surat ini. Bersama baluran doa restu serta curahan
rasa
cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan pada
Allah
Subhaanahu wa ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-, agar
selalu
melindungimu di dalam naungan keselamatan serta
ridha-Nya.
Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan
tak
ingin kau kalah oleh liciknya jebakan dunia.
Akhirnya,
selamat memasuki masamasa remaja,
putriku!
Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap tempat dan
waktu.
Semoga
Allah Subhaanahu wa ta'ala membimbing kita
semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar