Suatu
ketika Salamah bin Dinar menyertai pasukan muslimin menuju ke wilayah romawi
untuk berjihad fi sabilillah. Setelah mencapai post terakhir perjalanannya,
pasukan beristirahat terlebih dahulu sebelum menghadapi musuh dan terjun
kedalam kancah peperangan.
Pasukan
itu dipimpin oleh seorang komandan dari bani umayah. Pada kesempatan ini, dia
mengutus seseorang kepada Abu Hazim. Utusan itu berkata: “Amir memanggil anda
agar anda membacakan hadist kepada belaiau
dan ingin belajar dari anda.”
Maka
Abu Hazim menulis surat untuk disampaikan kepada komandan pasukan, berbunyi
sebagai berikut: “Wahai komandan, saya sudah pernah berjumpa dengan para ahli
ilmudan mereka tidak pernah membawa ilmunya kepada orang-orang yang
mengutamakan dunia. Saya rasa anda juga tak ingin saya menjadi orang yang
berbuat demikian. Bila anda memerlukan saya datanglah kemari. Semoga
keselamatan bagi anda dan orang-orang disekeliling anda.”
Setelah
membaca surat itu, komandan mendatangi Abu Hazim. Dia memberi salam dan
berkata: “Kami sepakat dengan apa yang anda tulis itu. Kami hargai nasehat
anda. Tambahkanlah peringatan dan nasehat kepada kami, semoga anda mendapatkan
balasan dengan yang lebih baik.”
Kemudian
Abu Hazim memberikan peringatan dan nasihat-nasinatnya. Diantara yang beliau
sampaikan adalah: “Perhatikanlah apa-apa yang anda sukai kelak di akhirat,
kemudian bersemangatlah engkau untuk mendapatkannya. Perhatikanlah pula hal-hal
yang tidak anda sukai disana, maka berzuhudlah terhadapnya didunia. Ketahuilah
wahai komandan, bila kebathilan lebih anda sukai dan anda biarkan merajalela,
maka yang akan datang dan mengelilingi anda adalah orang-orang yang bathil dan
munafiq. Bila kebenaran yang lebih anda sukai, niscaya anda akan dikelilingi
oleh orang-orang yang baik dan suka membantu. Oleh sebab itu, pilihlah mana
yang lebih anda sukai.”
Ketika
menjelang ajal, Abu Hazim Al-A’raj ditanya oleh para shahabat beliau:
“Bagaimana keadaan anda wahai Abu Hazim?” Beliau berkata: “Bila kita selamat
dari keburukan didinia maka tiadalah memudharatkan kita apa yang tidak kita
dapatkan didunia?” lalu beliau membaca firman Allah Ta’ala:
Terjemahan:
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, kelak Allah yang maha pemurah akan
menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96)
Beliau
mengulang-ulang ayat tersebut hingga ajal menjemputnya.
SELESAI
___________________________________________________________
Shuwaru
min Hayati At-Tabi’in. Edisi Indonesia “Mereka Adalah Para Tabi’in”. DR.
Abdurrahman Ra’fat Basya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar