Khalifah : “Wahai Abu Hazim mengapa kita membenci kematian?”
Abu
Hazim : “Karena kita memakmurkan
dunia kita dan menghancurkan akhirat kita. akhirnya kita benci keluar dari
kemakmuran menuju kehancuran,”
Khalifah : “Anda benar. Wahai Abu Hazim, apa
bagian kita disisi Allah kelak?’
Abu
Hazim : “Bandingkan amalan anda
dengan Kitabullah, niscaya anda bisa mengetahuinya.”
Khalifah : “Dalam ayat yang mana saya dapat
menemukannya?”
Abu
Hazim : “Anda bisa temukan dalam
firman-Nya yang suci:
وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ إِنَّ الأبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
Sesungguhnya
orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh
kenikmatan. Dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam
neraka. (QS.
Al-Infithar:13-14)
Khalifah : “Jika demikian dimanakan letak
rahmat Allah Subhana Wata’ala?”
Abu Hazim : “ (Membaca firrman Allah) “Sesungguhnya
rahmat Allah itu dekat sekali dengan mereka yang berbaut kebajikan.”
Khalifah : “Lalu bagaimana kita menghadap
kepada Allah kelak, wahai Abu Hazim?”
Abu Hazim : “Orang yang baik akan kembali kepada
Allah seperti perantau yang kembali kepada orang keluarganya, sedangkan yang
jahat akan datang seperti budak yang curang atau lari lalu diseret kepada
majikannya dengan keras.”
Khalifah menangis mendengarnya sampai keluar
isaknya dan berkata,
Khalfah : “Wahai Abu Hazim
Bagaimana cara memperbaiki diri?”
Abu
Hazim : “Dengan meninggalkan
kesombongan dan berhias dengan muru’ah (menjaga kehormatan).”
Khalifah : “Bagaimana memanfaatkan harta benda
agar ada nilai taqwa kepada Allah Subhan wa ta’ala?”
Abu
Hazim : “Bila anda mengambilnya
dengan cara yang benar dan meletakkannya dengan cara yang benar pula, lalu anda
membaginya dengan meerata dan berlaku adil terhadap rakyat.”
Khalifah : “Wahai Abu Hazim, jelaskan
kepadaku, siapakah manusia yang paling mulia itu?”
Abu
Hazim : “Yaitu orang-orang yang
menjaga muru’ah dan bertaqwa.”
Khalifah : “Lalu perkataan apa yang paling
besar manfaatnya?”
Abu
Hazim : “Perkataan yang benar yang
diucapkan orang-orang yang ditakuti dan diharap bantuaanya.”
Khalifah : “Wahai Abu Hazim, do’a manakah yang
paling mustajab?”
Abu
Hazim : “Do’anya orang-orang baik
untuk orang-orang baik.”
Khalifah : “Sedeqah manakah yang paling
utama?”
Abu
Hazim : “Sedekah dari orang yang kekurang
kepada orang yang memerlukan tanpa menggerutu dan kata-kata yang menyakitkan.”
Khalifah : “Wahai Abu Hazim, siapakah orang
yang paling dermawan dan terhormat?
Abu
Hazim : “Orang yang menemukan
keta’atan kepada Allah Subhana wa ta’ala lalu diamallkan dan diajarkan kepada
orang lain.”
Khalifah : “Siapakah orang yang paling dungu?”
Abu
Hazim : “Orang yang terpengaruh oleh
hawa nafsu kawannya, padahal kawannya tersebut orang yang zalim. Maka pada
hakekatnya dia menjual akhiratnya untuk kepentingan dunia orang lain.”
Khalifah : “Wahai Abu Hazim, maukah engkau
mendampingi kami agar kami bisa mendapatkan sesuatu darimu dan anda mendapatkan
sesuatu dari kami?”
Bersambung
. . . . . . . . .
_________________________________________________________________
Mereka Adalah Para Tabi'in, Kisah-kisah Paling Menakjubkan yang Belum Tertandingi Hingga Hari Ini. DR. Abdurrahman Ra'fat Basya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar