Senin, Desember 10, 2012

INILAH ABU HAZIM AL-A'RAJ (SALAMAH BIN DINAR) 2


Khalifah           : “Wahai Abu Hazim mengapa kita membenci kematian?”

Abu Hazim      : “Karena kita memakmurkan dunia kita dan menghancurkan akhirat kita. akhirnya kita benci keluar dari kemakmuran menuju kehancuran,”

Khalifah           : “Anda benar. Wahai Abu Hazim, apa bagian kita disisi Allah kelak?’

Abu Hazim      : “Bandingkan amalan anda dengan Kitabullah, niscaya anda bisa mengetahuinya.”

Khalifah           : “Dalam ayat yang mana saya dapat menemukannya?”

Abu Hazim      : “Anda bisa temukan dalam firman-Nya yang suci: 
                                                                                       وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ إِنَّ الأبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan. Dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. (QS. Al-Infithar:13-14)

Khalifah           : “Jika demikian dimanakan letak rahmat Allah Subhana Wata’ala?”

Abu Hazim      : “ (Membaca firrman Allah) “Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat sekali dengan mereka yang berbaut kebajikan.”

Khalifah           : “Lalu bagaimana kita menghadap kepada Allah kelak, wahai Abu Hazim?”

Abu Hazim      : “Orang yang baik akan kembali kepada Allah seperti perantau yang kembali kepada orang keluarganya, sedangkan yang jahat akan datang seperti budak yang curang atau lari lalu diseret kepada majikannya dengan keras.”

Khalifah menangis mendengarnya sampai keluar isaknya dan berkata,

Khalfah        : “Wahai Abu Hazim Bagaimana cara memperbaiki diri?”

Abu Hazim   : “Dengan meninggalkan kesombongan dan berhias dengan muru’ah (menjaga kehormatan).”

Khalifah     : “Bagaimana memanfaatkan harta benda agar ada nilai taqwa kepada Allah Subhan wa ta’ala?”

Abu Hazim : “Bila anda mengambilnya dengan cara yang benar dan meletakkannya dengan cara yang benar pula, lalu anda membaginya dengan meerata dan berlaku adil terhadap rakyat.”

Khalifah    : “Wahai Abu Hazim, jelaskan kepadaku, siapakah manusia yang paling mulia itu?”

Abu Hazim      : “Yaitu orang-orang yang menjaga muru’ah dan bertaqwa.”

Khalifah           : “Lalu perkataan apa yang paling besar manfaatnya?”

Abu Hazim   : “Perkataan yang benar yang diucapkan orang-orang yang ditakuti dan diharap bantuaanya.”

Khalifah           : “Wahai Abu Hazim, do’a manakah yang paling mustajab?”

Abu Hazim      : “Do’anya orang-orang baik untuk orang-orang baik.”

Khalifah           : “Sedeqah manakah yang paling utama?”

Abu Hazim      : “Sedekah dari orang yang kekurang kepada orang yang memerlukan tanpa menggerutu dan kata-kata yang menyakitkan.”

Khalifah           : “Wahai Abu Hazim, siapakah orang yang paling dermawan dan terhormat?

Abu Hazim      : “Orang yang menemukan keta’atan kepada Allah Subhana wa ta’ala lalu diamallkan dan diajarkan kepada orang lain.”

Khalifah           : “Siapakah orang yang paling dungu?”

Abu Hazim      : “Orang yang terpengaruh oleh hawa nafsu kawannya, padahal kawannya tersebut orang yang zalim. Maka pada hakekatnya dia menjual akhiratnya untuk kepentingan dunia orang lain.”

Khalifah           : “Wahai Abu Hazim, maukah engkau mendampingi kami agar kami bisa mendapatkan sesuatu darimu dan anda mendapatkan sesuatu dari kami?”

Bersambung . . . . . . . . .        

_________________________________________________________________

Mereka Adalah Para Tabi'in, Kisah-kisah Paling Menakjubkan yang Belum Tertandingi Hingga Hari Ini. DR. Abdurrahman Ra'fat Basya.

Tidak ada komentar: